Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya.
Pada umumnya orang yang jatuh pingsan pada muka / wajah akan terlihat pucat pasih. Orang yang pingsan butuh oksigen dan tempat teduh terlindung dari terik sinar matahari. Oleh sebab itu amankan penderita pingsan ke tempat yang teduh dan tidak kerumuni orang banyak yang menonton saja.
Petunjuk teknis menghadapi dan membantu orang yang pingsan by organisasi.org :
- Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
- Jika wajah orang pingsan itu pucat fasih maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
- Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
- Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.
- Bila pakaian atau aksesoris yang dipakai di tubuh terlalu ketat maka kita bisa mengendurkan agar darah dapat mudah mengalir dan korban mudah bernafas serta udara bisa menyegarkannya. Harap jangan ditelanjangi atau dilecehkan.
- Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
- Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
- Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban, jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.
Baca Selengkapnya...
Penanganan Orang Pingsan
PEMBIDAIAN
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian
1. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan gejala patah tulang:
•Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
•Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
•Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
•Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
Baca Selengkapnya...
PEMBIDAIAN
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak jaringan lemah, otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah terjadinya syok karena rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga mencegah terjadinya indfeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakkukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
Prinsip pembidaian
1. Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.
Tanda dan gejala patah tulang:
•Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
•Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
•Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
•Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Prosedur Pembidaian
1. Siapkan alat-alat selengkapnya
2. Apabila penderita mengalami fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup dengan kasa steril dan membalutnya.
3. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang sehat.
4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf, terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
5. Mengikat bidai dengan pengikat kain (dapat kain, baju, kopel, dll) dimulai dari sebelah atas dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan anggota tubuh yang dibidai.
6. Ikatan jangan terlalu keras atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian tubuh yang patah tidak bergerak.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
Baca Selengkapnya...
PEMBALUTAN
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
TUJUAN
1. menahan sesuatu – misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya – agar tidak bergeser dari tempatnya
2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)
3. menunjang bagian tubuh yang cedera
4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak
5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.
MACAM
1. Mitella (pembalut segitiga)
2. Dasi (cravat)
3. Pita (pembalut gulung)
4. Plester (pembalut berperekat)
5. Pembalut lainnya
6. Kassa steril
1. MITELLA (pembalut segitiga)
•Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
•Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
•dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
2. DASI (cravat)
•Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
•Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
•Cara membalut:
o Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
o Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik
o Kedua ujung diikatkan secukupnya.
3. PITA (pembalut gulung)
•Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
•Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
o 2,5 cm : untuk jari-jari
o 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
o 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
o 10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
o 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.
•Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
o Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
o Pastikan bahwa perban tergulung kencang
o Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
o Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.
o Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.
4. PLESTER (pembalut berperekat)
•Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
•Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
•Cara membalut luka terbuka dengan plester:
o luka diberi antiseptik
o tutup luka dengan kassa
o baru letakkan pembalut plester.
5. PEMBALUT LAINNYA
•Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
•Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
6. Kassa steril
•Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
•Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
Prosedur Pembalutan:
1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
•Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
•Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan)
•Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut)
•Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
•Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi.
•Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
•Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya.
•Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan.
•Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut.
•Kemudian berikan balutan yang menekan.
Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara:
•Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
•Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
•Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
•Elevasi bagian yang terluka
4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
•Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
•Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain
•Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
•Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal.
•Tidak mudah kendor atau lepas.
Baca Selengkapnya...
Tips Kesehatan
Mencuci muka dengan air teh basi secara rutin memberikan efek bagus untuk kulit wajah bersih, halus dan berseri
Buah durian dapat berfungsi untuk meremajakan kulit dan mencegah menuaan dini ketika di jadikan masker
Minum air putih yang banyak dapat mengatasi flu,pilek dan influenza agar tidak bertambah parah
Berikan pijatanpada bayi yang terus menangis karena sakit. Pijat tekanan ringan mampu membebaskan rasa sakit yang diderita sang bayi, secara umum bayi juga menyenangi dan memeperoleh manfaat dari pijat refleksi
Mematikan lampu ketika tidur malam dapat mengahsilkan zat melantonin yang mampu memerangi dan mencegah kanker payudara dan kanker prostat
Temulawak membantu mengobati gangguan pada hati karena bisa menurunkan kolesterol dalam darah dan sel hati
Brokoli, bawang erah dan bawang putih berperan sebagai antiokksidan elindung terhadaplapisan dalam kulit lambung
Cuci bersih mentimun lalu parut, hasil parutan letakkan di atas perut untuk mengurangi demam.
Batasi makanan yang mengandung oksalat (bayam,teh, Coklat, kacang-kacangan) bagi penderita ginjal karena oksalat membentuk kkristal pada saluran kemih
Bawang putih efektif meredakan sakit gigi. Caranya, haluskan satu siung dicampur sedikit garam kasar kemudian tempelkan di area yang sakit. Mengunyah satu siung bawang putih tiap pagi juga bisa menjaga gigi semakin kuat dan sehat.
Berjemur di bawah sinar matahari cocok bagi pria yang ingin meningkatkan hormon tetosteron, yakni hormon pemicu hasrat seksual dalam darah. Berjemur akan menambah vitamin D dalam tubuh yang membantu kenaikan tetosteron.
Baca Selengkapnya...
Daun Bambu Untuk penyakit Asam Urat
Asam urat berlebih itu berpadu dengan natrium membentuk kristal natrium urat pada jaringan lunak persendian. Terbentuklah endapan yang disebut topus. Akibatnya terjadi peradangan-biasa disebut arthritis gout-akut yang ditandai rasa nyeri di persendian seperti pada lutut, jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan.
Pengobatan untuk menurunkan kadar asam urat ditempuh dengan 2 cara: mencegah pembentukan atau mempercepat ekskresi asam urat. Obat pencegah terbentuknya asam urat biasanya golongan alopurinol. Sedangkan golongan probenesid, sulfonipirazon, azapropazon, dan benebronaron berperan mempercepat ekskresi asam urat.
Obat-obatan itu biasanya diberikan dalam jangka waktu lama. Hal itu tentu saja menjadi beban bagi pasien. 'Obat penurun kadar asam urat biasanya cukup mahal,' ujar Setyo. Karena itu Hobby lebih memilih mengkonsumsi tablet ekstrak daun bambu Phyllostachis glauca asal daerah Anji, Zhejiang, China. Sejak 2008, ia rutin mengkonsumsi suplemen buatan China yang ditawarkan koleganya 2 kali sehari masing-masing 4 tablet.
Menurut Sinse Mochammad Yusuf, ahli pengobatan China di Sukabumi, Jawa Barat, daun bambu yang ada di Indonesia juga dapat digunakan untuk meredakan asam urat. 'Sebaiknya gunakan daun muda,' katanya. Daun bambu yang baru dipetik dijemur hingga kering agar getahnya hilang. Sebelum direbus, gesek-gesekkan antardaun bambu untuk menghilangkan bulu-bulu halus yang gatal.
Kemudian rebus segenggam daun bambu atau setara 9-15 g dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, minum air rebusan daun bambu 2 kali sehari masing-masing 1 gelas. Yusuf menuturkan daun bambu berefek diuretik sehingga mempercepat ekskresi asam urat dari ginjal.
Menurut dr Handoyo, dokter umum di Jakarta, kadar asam turun lantaran daun bambu kaya flavon. Flavon salah satu kelas dari flavonoid. Selain sebagai salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan menghambat oksidasi xantin menjadi asam urat.
Cara kerja daun bambu menurunkan kadar asam urat mirip kemangi Ocimum basilicum var. anisatum. Tanaman yang kerap dijadikan lalapan itu biasanya dihindari penderita gout lantaran memicu naiknya kadar asam urat. Padahal, hasil riset secara in vivo yang dilakukan dr Setyo Purwono MKes SpPD, kemangi justru ampuh menurunkan kadar asam urat.
Penelitian dilakukan terhadap 50 tikus putih jantan dari galur yang sama secara acak. Tikus-tikus itu kemudian dibagi ke dalam 5 kelompok berdasarkan perlakuan. Kelompok I dijadikan kontrol dan hanya diberi 4 ml air. Kelompok II diberi perlakuan alopurinol berdosis 42,85 mg/kg bobot tubuh. Alopurinol golongan senyawa aktif yang berperan memcegah terbentuknya asam urat yang beredar di pasaran. Pada kelompok II-V tikus diberi sari air daun kemangi dengan dosis masing-masing 51,36 g/kg BB, 102,72 g/kg BB, dan 205,44 g/kg BB.
Sebelum diberi perlakuan tiap hewan coba diambil darahnya melalui ekor sebanyak 2 ml untuk mengetahui kadar asam urat awal. Setelah itu diberi perlakuan sehari sekali selama 7 hari. Pengamatan kadar asam urat darah dilakukan pada hari ke-1, 3, 5, dan 7 setelah perlakuan.
Baca Selengkapnya...
Kisah Mukjizat Nabi Musa
Masih ingatkah teman-teman dengan kisah mukjizat Nabi Musa yang membelah laut merah dengan tongkatnya? Jika salah satu diantara teman-teman yang menganggap kisah tersebut hanya merupakan dongeng belaka, sekarang mari kita simak tulisan yang saya uraikan dibawah ini.
Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.
Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.
Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama.
Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi,
ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.
Sekarang mari kita perhatikan gambar diatas, Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat
Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter. Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).
Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.
Baca Selengkapnya...
Pengobatan Dengan Obat obat Tradisional
* Penurun panas, batuk, dan pilek
Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus. Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan, cukup dengan pemberian ASI yang intensif atau ibunya yang minum ramuan tersebut.
Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu. Setengah sampai satu ruas jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dikerik kulitnya, diparut, lalu diberi air matang 1/2 cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak. Ramuan ini bisa untuk penurun panas seperti pada sakit cacar air, flu, atau apa saja.
* Perut kembung
Parut bawang merah dan tambahkan minyak telon. Kemudian tapelkan bawang yang sudah diparut tersebut di bagian pusar. Bisa juga, gunakan daun jarak pagar yang dihangatkan. Olesi dengan minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan pada pusar si kecil.
bisa juga menggunakan ramuan air jeruk nipis ditambah beberapa tetes minyak telon atau minyak kayu putih, lalu usapkan ke bagian perut bayi/anak.
* Diare
Sediakan 1/2 jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dipotong-potong, 7 pucuk daun jambu biji, air 2 gelas, dan garam 1/4 sendok teh, rebus dengan api kecil. Minum airnya, 1 sendok teh satu jam sekali. Untuk mengusir gas, maka pusarnya ditapeli dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Untuk anak yang sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyah halus pucuk daun jambu klutuk yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.
* Muntah-muntah
Muntah bisa disebabkan perut mual atau kembung. Sediakan 1/2 sendok teh ketumbar, 3 butir kapulaga, 5 butir adas hitam, dan air setengah gelas. Kemudian direbus. Setelah dingin, berikan ke anak sedikit-sedikit, sesering mungkin atau 2 jam sekali.
Boleh juga dibuatkan air beras kencur. Caranya, cuci 1 sendok makan beras dan direndam sebentar. Sangrai beras tersebut sampai berwarna kecokelatan, lalu ditumbuk halus bersama dengan 1 ruas jari kencur, 1 ruas jari kunyit, dan 1/4 sendok teh adas manis. Setelah itu diseduh dengan air panas, tambahkan gula merah, sedikit garam, dan asam jawa. Saring, lalu diminumkan pada anak agar tubuhnya hangat.
* Batuk
Sediakan air jeruk nipis 1 sendok makan ditambah madu 2 sendok makan dan air matang 2 sendok makan. Masukkan dalam cangkir dan kukus. Setelah agak dingin, minumkan pada anak sebanyak 1-2 sendok teh. Berikan sehari 5 kali.
* Batuk seratus hari
Sediakan umbi bidara upas sebesar 1/2 jempol yang sudah bersih, parut dan seduh dengan air panas, lalu aduk-aduk dan dinginkan. Saring dan tambahkan sedikit madu. Minum sampai habis. Buatlah ramuan ini 3 kali sehari. Bisa juga gunakan ramuan lidah buaya. Lidah buaya dikupas kulitnya dan ambil bagian dagingnya sebanyak dua jari, kemudian dicacah. Tambahkan air hangat dan madu, lalu diminumkan pada anak 1-2 kali sehari.
* Batuk karena angin atau dahak susah keluar
Sediakan 1 butir bawang merah diparut, 1 ruas jari jahe diparut dan diperas airnya, 7 butir adas manis, 1 ruas jari kunyit diparut dan diperas airnya, 1 sendok makan air jeruk nipis, dan 1/2 gelas air. Masukkan semua bahan di cangkir, kemudian kukus dan setelah itu saring. Minum 3 kali sehari masing-masing 2 sendok teh.
* Batuk berlendir
Campurkan air jahe 1 sendok makan, air kunyit 1 sendok makan, bawang putih 1 siung diparut, air jeruk nipis 1 sendok makan, madu 1 sendok makan, dan 3 sendok makan air matang, kemudian dikukus. Diminumkan 3-4 kali sehari 2 sendok teh.
* Pilek
Siapkan bawang merah yang diparut, lalu tapelkan pada tulang leher ketujuh (bagian tengkuk) dan ubun-ubun anak setelah sebelumnya diolesi minyak kayu putih. Beri juga minuman yang hangat-hangat, seperti minuman beras kencur. Selain itu, jemur anak di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 atau di bawah jam 9 pagi. Panaskan bagian dada seperempat jam dan kemudian punggung seperempat jam. Ini bisa dilakukan sambil jalan-jalan pagi.
* Mata bintitan
Ambil getah dari batang tanaman patikan kebo atau getah dari batang pohon meniran. Tempelkan sedikit pada kapas, lalu oleskan pada bagian bintitnya, sedikit saja, jangan sampai terkena mata.
* Mata merah
Taruh 3 lembar daun sirih yang sudah dicuci bersih pada wadah mangkok. Seduh dengan air panas. Setelah airnya dingin, minta anak untuk mengedip-ngedipkan matanya dalam air tersebut.
* Sariawan
Ambil sebuah tomat matang, seduh dengan air panas dan kupas kulitnya. Haluskan tomat tersebut dengan menggunakan sendok, saring dan tambahkan sedikit gula. Beri anak minumam sari tomat tersebut.
* Tak nafsu makan
Hilangnya nafu makan dapat disebabkan cacingan atau hal lain seperti masuk angin. Cara mengatasinya, bersihkan 1 lembar daun jarak pagar, setelah itu hangatkan sebentar di atas tutup panci. Beri olesan minyak kelapa pada daun tersebut dan dipilin, kemudian tempelkan daun tersebut di atas pusar anak, yang sebelumnya sudah diolesi dengan minyak telon.
Bila usia anak sudah lebih dari setahun, coba berikan ramuan 1 telapak tangan daun pepaya, 1 ruas jari temu hitam/temu ireng, seruas jari tempe bosok (tempe kemarin), dan sedikit garam. Semua bahan ditumbuk halus, lalu peras pakai kain dan masukkan ke mulut anak. “Khasiat temu hitam untuk mengeluarkan cacing, sedangkan daun pepaya untuk menambah nafsu makannya, dan tempe bosok untuk stamina atau kekuatan tubuhnya.
Untuk menambah nafsu makan anak bisa juga dengan ramuan: 1 ruas jari temulawak, gula merah, air secukupnya, dan sedikit garam, kemudian rebus dan saring. Minumkan pada anak 1-2 sendok makan sehari
* Mimisan
Selembar daun sirih yang sudah dicuci bersih dipilin dan disumpalkan ke hidung anak. Untuk pengobatan dari dalam tubuh lakukan dengan ramuan: 1/2 jempol umbi bidara upas yang sudah bersih diparut dan diseduh dengan 1 cangkir air panas, kemudian disaring, dan setelah dingin diminumkan ke anak ditambah sedikit madu.
* Benjol karena benturan
Rendam 1 sendok makan beras. Tumbuk bersama kencur dan beri sedikit garam. Setelah halus, tempelkan ke bagian yang benjol.
Bisa juga diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi madu, setelah itu dioleskan ke bagian yang benjol.
* Keringat buntet
Sesering mungkin dibedaki tepung kanji. atau bisa juga dengan cara di kompres menggunakan air hangat.
* Congekan
Cuci bersih 3 lembar daun miana atau 7 lembar daun samiloto segar atau lengkuas merah muda, lalu tumbuk halus. Peras pakai kain bersih dan teteskan air perasannya ke telinga. Lakukan dua kali sehari, masing-masing 3 tetes.
* Panu
Dua jari langkuas merah diparut dan diberi sedikit cuka, oles-oleskan pagi dan sore atau malam hari pada bagian tubuh yang berpanu tersebut.
* Koreng atau borok kepala
Batang brotowali dipotong-potong sebanyak 5 jari. Rebus dengan sedikit air, oleskan pada bagian kepala.
Bisa juga diberi ramuan: daun brotowali, parutan kunyit dan sedikit garam ditumbuk halus. Oleskan ke kepala. Boleh juga hanya dengan kunyit saja.
Untuk mencegah terjadinya borok di kepala bayi atau anak anda, maka sedikitnya 2 hari sekali rambut anak harus dikeramas menggunakan sampo bayi, dan dibilas hingga bersih.
* Sakit gigi
Bawang putih diparut, ditambah sedikit garam, kemudian sumpal ke gigi yang sakit karena berlubang.
* Digigit nyamuk
Hilangkan bekas gigitannya dengan tanaman sambiloto yang diremas-remas dan dioleskan ke bagian bekas gigitan tersebut. Kalau tak ada sambiloto bisa digunakan minyak sereh.
* Asma
Sepuluh siung bawang putih diparut, ditambah madu 1 gelas, kemudian dikukus. Berikan pada anak sebanyak 1 sendok teh, dua kali sehari. Bisa juga, 10 siung bawang putih diparut, 1 ons gula batu, direbus bersama 1 gelas air.
* Luka-luka berdarah
Cuci bersih daun jambu biji atau daun bandotan, kemudian remas-remas. Tapelkan pada luka tersebut. Darah akan berhenti segera.
* Keracunan
Minum air kelapa hijau muda 3 kali sehari 1/4 gelas.
* Biduran atau kaligata
Balurkan tubuh dengan minyak telon, minyak kayu putih atau minyak tawon. Untuk ramuan minum: 1 jari temulawak dipotong-potong, beri sedikit gula merah, dan garam direbus dengan 1 gelas air. Saring dan bila sudah dingin diminumkan 3 kali sehari 1/4 gelas.
*memar/lebam
anak-anak biasanya sering jatuh,apalagi kalau yang baru tahap awal berjalan. dan seringkali meninggalkan luka memar di kulit. untuk mengobati luka memar tersebut cukup di oleskan madu atau minyak tawon sedikitnya 2 kali sehari, sebelumnya kompres luka memar menggunakan air hangat untuk membantu melancarkan peredaran darah sehingga kulit yang memar cepat pulih kembali. Baca Selengkapnya...
Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar
Sebelum bicara lebih jauh tentang luka bakar, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu kulit, organ yang paling menderita saat luka bakar.
Anatomi kulit sangat komplek dan terdiri dari berbagai struktur yang berlapis lapis. Tetapi secara umum dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :
Epidermis, lapisan terluar dari kulit manusia.
Dermis, lapisan kulit yang terdiri dari kolagen dan serat elastis, tempat bersemayamnya sel sel saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat dan folikel rambut.
Hipodermis atau jaringan subkutan, lapisan kulit tempat bersemayamnya pembuluh darah besar dan sel sel saraf. Lapisan ini memegang peranan penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Jadi, kerusakan yang diakibatkan oleh luka bakar nantinya terggantung pada lokasi luka, dalamnya luka dan seberapa luas permukaan tubuh yang terimbas.
Bagaimana sih klasifikasi luka bakar?
Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman lukanya.
Luka bakar derajat satu. Luka bakar derajat satu hanya mengenai lapisan luar kulit yang menimbulkan peradangan lokal pada daerah tersebut. Sunburn sering dimasukan dalam klasifikasi luka bakar ini. Peradangan yang terjadi ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan dan pembengkakan ringan. Kulit terasa sangat perih atau nyeri saat disentuh.
Luka bakar derajat dua. Luka bakar mengenai kulit yang lebih dalam dan menimbulkan rasa sakit, kemerahan dan inflamasi yang lebih parah. Kulit juga tampak melepuh.
Luka bakar derajat tiga. Luka bakar yang sangat dalam dan mengenai ketiga lapisan kulit. Kulit pada daerah luka bakar juga akan mati. Karena saraf dan pembuluh darah juga rusak maka luka bakar derajat tiga akan tampak keputihan, keras dan relatif tidak sakit.
Uniknya, luka bakar mengalami suatu proses yang dinamis artinya bisa saja saat ini luka bakar derajat satu tapi besoknya sudah berkembang menjadi derajat dua. Hal yang sama juga dapat terjadi pada luka bakar derajat dua yang dapat berkembang menjadi derajat tiga.
Pada semua derajat luka bakar, proses peradangan atau inflamasi dan akumulasi cairan akan terjadi semenjak awal terjadinya luka bakar. Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa salah satu fungsi kulit adalah sebagai dinding pelindung terhadap infeksi maka saat luka bakar, rusaknya kulit akan menyebabkan tubuh rentan kemasukan kuman.
Hanya lapisan epidermis kulit yang mampu mengalami proses regenerasi yang baik sementara bila luka bakar mengenai lapisan kulit yg lebih dalam maka akan menyebabkan kecacatan permanen dan jaringan parut yg pasti menganggu fungsi kulit.
Tubuh bagian mana sih yang paling parah bila kena luka bakar?
Selain dalamnya luka bakar, luasnya daerah luka juga penting artinya. Luas luka bakar dan lokasi luka pada tubuh diukur dengan prosentase. Pengukuran ini disebut rule of nines dan pada bayi dan anak anak dilakukan beberapa modifikasi. Rule of nines membagi tubuh manusia dewasa dalam beberapa bagian dan setiap bagian dihitung 9%.
Kepala = 9%
Dada bagian depan = 9%
Perut bagian depan = 9%
Punggung = 18%
Setiap tangan = 9%
Setiap telapak tangan = 1%
Selangkangan = 1%
Setiap kaki = 18%
Misal, jika luka bakar mengenai kedua kaki (18% x 2 = 36%), selangkangan (1%), dada depan dan perut depan maka total luasnya luka bakar adalag 55%.
Hanya luka bakar derajat dua dan tigalah yang dihitung menggunakan rule of nine, sementara luka bakar derajat satu tidak dimasukan sebab permukaan kulit relatif bagus sehingga fungsi kulit sebagai regulasi cairan dan suhu masih baik.
Jika luas luka bakar lebih dari 15 – 20% maka tubuh telah mengalami kehilangan cairan yang cukup signifikan. Jika cairan yang hilang tidak segera diganti maka pasien dapat jatuh ke kondisi syok atau renjatan.
Perhitungan penggantian cairan per infus adalah sebagai berikut.
4cc/KgBB/% luka bakar = kebutuhan cairan permulaan dalam 24 jam yang setengahnya diberikan pada 8 jam pertama.
Semakin luas atau besar prosentase luka bakar maka resiko kematian juga semakin besar. Pasien dengan luka bakar dibawah 20% biasanya akan sembuh dengan baik, sebaliknya mereka yang mengalami luka bakar lebih dari 50% akan menghadapi resiko kematian yang tinggi.
Seberapa pentingkah lokasi luka bakar?
Lokasi luka bakar pada tubuh sangat penting artinya.
Jika luka bakar mengenai wajah, hidung, mulut atau leher maka peradangan yang terjadi dapat menganggu kelancaran jalan nafas sehingga menimbulkan masalah pernafasan.
Jika luka bakar melingkar pada dada lalu karena proses luka bakarnya menyebabkan jaringan otot otot dada terhambat gerakannya maka proses pergerakan dada saat bernafas akan terganggu.
Jika luka bakar melingkar pada tangan, kaki, jari jemari tangan atau kaki maka dapat terjadi kerusakan pembuluh darah sehingga aliran darah ke bagian ujung organ tersebut akan bermasalah.
Jika luka bakar mengenai persendian tangan atau kaki, bila penanganan tidak bagus maka ketika sembuh kecacatan yang terjadi akan menganggu pergerakan sendi tersebut.
Apa saja yang harus dilakukan saat menghadapi orang dengan kena luka bakar?
Untuk luka bakar luas (derajat dua dan tiga)
Pindahkan korban dari daerah kebakaran. Ingat untuk tetap menjaga keselamatan diri sendiri.
Bersihkan korban dari semua material yang terbakar dari tubuhnya.
Telepon ambulance terdekat untuk memindahkan korban ke rumah sakit terdekat.
Saat korban telah berada di daerah aman, usahakan korban tetap dalam keadaan nyaman dan jangan banyak bergerak. Jika tersedia, bersihkan daerah luka bakar dengan kasa bersih. Jangan coba coba menyiram atau mengompress korban dengan air dingin sebab sangat berbahaya dan dapat menyebabkan hipotermi.
Luka bakar pada daerah wajah, tangan dan kaki harus selalu diwaspadai sebagai luka bakar berat meskipun hanya disebabkan oleh terbakar sinar matahari.
Untuk luka bakar ringan (derajat satu atau derajat dua dengan luas area yang kecil)
Bersihkan luka dengan air hangat suam suam kuku.
Jangan gunakan pasta gigi, kopi mentega atau yang sejenisnya untuk mengobati luka bakar.
Cincin, kalung dan semua benda yang tidak penting sebaiknya disingkirkan.
Untuk luka bakarnya dapay diolesi salep antibiotika.
Jika luka bakar dicurigai agak dalam dan berbahaya segeralah ke dokter.
Bila perlu, vaksinasi tetanus dapat diberikan. Baca Selengkapnya...
Mars PMR
Mars Palang Merah Remaja
Bhakti PMR
Palang Merah Remaja Indonesia
warga Palang
Merah seduniaBerjuang berbakti
penuh kasih sayang untuk rakyat
semuaBekerja dengan rela tulus
ikhlas untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…
Putra Putri Palang Merah Remaja
IndonesiaAbdi rakyat sedunia
luhur budinyaPutra Putri Palang
Merah Remaja IndonesiaAbdi rakyat sedunia mulya citanya
Nah,.teman - teman itulah mars pmr dan untuk mengunduh mp3 nya kalian bisa klik link di bawah ini
Baca Selengkapnya...
P3K & PP
P3K
P3K adalah pemberian pertolongan, perawatan, atau pengobatan sementara dengan tujuan sebagi berikut :
Mencegah bahaya maut
Mecegah bahya cacat
Meringankan rasa sakit
mencegah bahaya infeksi
GANGGUAN UMUM
Gangguan umum terjadi apabila terjadi ada gangguan pernafasan , gangguan dalam peredaran darah, adanya kesadaran yang menurun.
Macam – macam gangguan umum yang dapat membawa bahaya maut adalah :
I. Lena ( Syncope / Collaps )
Lena disebabkan karena pendarahan ke otak berkurang Misalnya karena :
- Emosi yang hebat - Rasa nyeri yang hebat
- Berada dalam ruangan penuh tanpa udara yang segar
- Keadaan lemah setelah menderita sakit
- Terlalu banyak mengeluakan tenaga, keringat dan letih terutama bila perut kosong
Gejala yang ditimbulkan pada penderita Misalnya :
Gejala Subjektif gejala yang hanya dirasakan oleh penderita saja antara lain :
- Pusing - Mual - Mata berkunang – kunang
- Telinga berdenging - Merasa lemas -
Gejala Objektif gejala yang dapat dilihat dari orang lain antara lain :
- Keluar keringat dingin - Pucat - Denyut nadi lemah
Pertolongannya :
1. Tidurkan terlentang dengan kepala agak direndahkan
2. Longgarkan pakaian
3. Beri selimut biar badan hangat kembali
4. Usahan penderita mendapatkan udara segar
5. Apabila sudah mendingan atau lebih sadar dapat diberi minuman hangat.
II. Shock ( gugat )
Shock adalah suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar di dalam pembuluh – pembuluh darah sangat berkurang. Kurangnya darah yang beredar misalnya :
- Terjadi pendarahan keluar atau kedalam
- Luka baker yang cukup luas
Gejalanya sebenarnya kelanjutan dari lena Misalnya :
Merasa mual, lemas
Pucat dan dingin
Keringat dingin tampak pada kening
Nadi cepat ( lebih besar dari 100 per menit )
Pernafasam cepat dan dangkal
Bila keadaan bertambah lanjut, maka penderita akan pingsan.
Pertolongannya :
1. Sama dengan penderita Lena
2. Tenagkan penderita
3. Lekas hubungi dokter atau bawa kerumah sakit.
III. PINGSAN
Pingsan adalah kelajutan dari Shock apabila tidak terjadi pertolongan atau penanganan
Pingsan disebabkan oleh :
Kekurangan zat asam dalam darah misalnya karena tenggelam atau kelelap dalam air
Kerusakan dalam otak Misalnya ; Kena pukulan pada kepala, gegar otak, perdarahan otak
Keracunan
Terlalu kepanasan atau kedinginan
Kehilangan banyak darah
Terkena aliran listrik
Punya penyakit : Ginjal, Ayan, Kencing manis
Gejalanya :
- Penderita tidak manyut bila dipanggil/ ditanyatidak mengadakan reaksi terhadap rangsangan
- Bila dibaring penderita tidak bergerak
- Pernafasan ada dan denyut nadi dapat diraba.
Pertolongannya :
1. Baringkan penderita ketempay yang teduh dan udara yang segar
2. Apabila mukanya merah Kepalanya ditinggikan, apabila mukanya pucat biarkan ia berbaring tanpa bantal
3. Pakaiannya agak dilonggarkan
4. Penderita disadarkan terlebih dahulu
5. Penderita diselimuti agar tidak kedinginan
6. Jangan diberi makanan atau minuman terlebih dahulu
7. Dampingi panderita agar lebih tenang
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit
IV. Mati Suri
Mati suri adalah suatu keadaan pingsan dimana pernafasan dan peredaran darah sudah menjadi tidak mencukupi lagi. Jadi keadaan gawat antara pingsan atau mati. Pernafasan tidak nampak denyut nadi tidak teraba, biji mata melebar dan tidak menyempit dengan penyinaran, mukanya pucat agak kebiru biruan.
Biasanya disebabkan oleh :
Karena tidak dapat bernafas misalnya : tenggelam, tercekik, jalan pernafasan tersumabt
Mengisap gas / udara beracun
Pertolongannya :
1. Setelah dibaringkan terlentang, Longgarkan segala pakaian yang dapat menghambat jalan pernafasan.
2. Hilangkan barang yang sekiranya dapat menyumbat jalan pernafasan
3. Mulai segera memberi pernafasan buatan
4. Mintakan seseorang untuk menghubungi dokter terdekat.
GANGGUAN KHUSUS
Gangguan khusus disebabkan atau terjadi karena kecelakaan. Macam – macam ganguan khusus adalah :
Terjerat
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu :
Bebaskan jalan pernafasan yang tertekan dengan memotong tali penjerat leher
Kalau nafas tidak lancar mulai melakukan pernafasan buatan
Cek peredaran darah
Kecelakaan listrik atau tersambar petir
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu
Putuskan aliran listrik
Lakukan tindakan PATUT, tangan penolong diberi lapisan kertas yang tebal atau sarung tangan, penolong berdiri diatas bahan yang kering bukan logam , misalnya kayu, selimut, karet
Berikan pernafasan buatan
Rawat luka baker
Tenggelam
Cara pertolongannya, dengan tindakan P3K, yaitu
Harus bertindak cepat ( menolong pasien yang tenggelam diharuskan orang berbakat dalam renang )
Lakukan tindakan PATUT
Lakukan pernafasan buatan
Lakukan pijat jantung samapi jantung berdenyut sendiri
Hangatkan korban
GANGGUAN LOKAL
Macam – macam gangguan local adalah :
A. Luka
B. Patah tulang
C. Terkilir
D. Keracunan
Pedoman Penolong:
Pada waktu terjadi kecelakaan, agar kita dapat merencanakan pertolongan yang akan diberikan dengan baik :
Ø Besikap tenang
Ø Perhatikan tempat sekitar terjadinya kecelakaan, antara lain :
Ø Memperhatikan keadaaan penderita
Ø Merencanakan dalam hati cara – cara pertolongan berdasarkan pokok:
Setelah melakukan pembrian pertolongan, buatlah kartu luka seperti berikut :
KARTU LUKA
EVALUASI : SEGERA, CEPAT, BIASA
Nama : ………………………………………………………….
Umur : …………………………………………………………..
Jenis kelamin : …………………………………………………………..
Alamat : …………………………………………………………..
Tempat kejadian : …………………………………………………………..
Waktu, Tanggal : …………………………………………………………..
Jam : …………………………………………………………..
Keterangan Luka :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...
Pertolongan / Pengobatan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Dikirim Ke : ……………………………………………………………………………………..
Alat yang dibawa : Penolong
……………………………… Nama : …………………………………….
……………………………… Jabatan : ……………………………………
Pelaku P3K adalah :
A. Penggolongan
Mereka yang terdekat pada suatu kecelakaan dapat digolongkan dalam :
Tenaga profesional seperti ; dokter, Perawat.
Tenaga semi profesional seperti KSR, PMR yang terlatih dan memiliki diplomat P3K yang masih berlaku.
Tenga awam
B. Motifasi
Hendaknya tiap memberikan pertolongan didorong oleh keinginan yang luhur , artinya tidak mengahrap imbalan
Sikap dan perilaku
1. Tetap tenang dengan memperhatikan suasana.
2. Kumpulkan keterangan yang perlu dengan cepat dan jelas serta lengkap.
3. Pimpin dan rencanakan penanganan sederhana tetapi tepat guna.
4. Siap melakukan tindakan sesuai prioritas dan jenis cidera.
5. Siap membawa / mengirim korban sesuai tempat pertolongan selanjutnya.
Untuk memudahkan menolong, dikembangkan akronim PATUT yang sekaligus sikap dan tindakan yang patut dikerjakan pada setiap kecelakaan, Sbb :
P = Penolongan mengamankan diringnya sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak
A = Amankan korban dari tempat kejadian, sehingga bebas dari bahaya.
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa ditempat itu ada kecelakaan .
U = Usahan segera menghubungi Ambulance, dokter, Rumah sakit atau yang berwajib ( misalkan Polisi, atau petugas keamanan setempat )
T = Tindakan pertolongan P3K terhadap korban dalam urutan yang paling tepat.
KESLAP ( Kesehatan Lapangan )
1. Menghadap dewan juri ( lari – lari kecil yang dilakukan sebelum memasuki Pos)
2. Meletakan peralatan ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera letakan semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Peralatan diletakkan dibelakang barisan 3 langkah belakang)
3. Luruskan barisan ( ketua memberi komando “ luruskan barisan” )
4. Berhitung ( ketua memberi komando “ berhitung mulai””)
5. Periksa kerapian ( sebelum melakukan periksa kerapian semua anggota bersikap istirahat ditempat. Komado ini dilakukan oleh ketua, setelah itu memberi aba –aba “ periksa kerapian laksanakan. Setelah selesai posisi semuanya kembali dalam posisi istirahat ditempat. Dan ketua memberi aba –aba “ siap gerak )
6. Penghormatan ( Ketua memberi komado penghormatan “ pada dewan juri / pembina hormat gerak, setelah juri melakukan hormat dan selesai hormat maka, ketua menberi aba – aba tegak gerak )
7. Laporan ( Laporan inidilakukan ketua, dengan menghadap dewan juri, )
8. Ambil peralatan untuk diperiksa ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera ambil peralatan untuk diperiksa semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Anggota mengambil peralatan yang ada dibelakang barisan dan memindahkannya kedepan barisan 3 langkah depan barisan )
9. Penghormatan ( Ketua memberi komado penghormatan “ pada dewan juri / pembina hormat gerak, setelah juri melakukan hormat dan selesai hormat maka, ketua menberi aba – aba tegak gerak )
10. Doa ( ketua memberi aba-aba kepada semua anggota” berdoa mulai, setelah itu mengucapkan doa selesai “ )
11. Ambil Peralatan ( Ketua memberia komando” kecuali pemegang bendera ambil peralatan untuk diperiksa semua peralatan laksanakan, kemudian semua anggota bilang siap laksanakan”.Anggota mengambil peralatan yang ada didepan barisan kemudian balik kanan dan kembali kebarisannya seperti semula.)
12. Meninggalkan tempat / Pos
PP
PP adalah peberian pertolongan segera pada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar.Tujuan dari PP adalah :
Menyelamatkan jiwa penolong
Mencegah cacat
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Pelaku PP adalah:
Jujur dan bertanggung jawab
Berlaku profesional
Kematangan emosi ( tidak panik, sabar )
Kemampuan bersosialisasi
Kemampuannnya nyata terukur sesuai sertipikat PMI.
Kondisi fisik baik
Mempuntai rasa bangga.
Peralatan dasar pelaku PP adalah:
Alat pelindung diri ( APD ) tujuannya untuk melindungi penolong agar tercegah dari penyakit menular, seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS,selain itu mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya.APD terdiri dari :
Sarung tangan lateks
Kacamata pelindung
Baju pelindung
Masker penolong
Masker resusitasi
Helm
Catatan: minimal penolong memkai APD yaitu sarung tangan dan masker RJP.
Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri:
Mencuci tangan
Membersihkan alat
Peralatan PP adalah sebagai berikut ;
Penutup luka
Kasa steril
Bantalan kasa
Pembalut
Ø Pembalut gulung/ pita
Ø Pembalut segitiga / mitela
Ø Pembalut tubuler / tabung
Ø Pembalut rekat / Plester
Cairan antiseptik
Ø Alkohol 75%
Ø Povidone iodine 10 %
Cairan pencuci mata
Ø Boorwater
Peralatan stabilisasi
Ø Bidai
Ø Papan spinal panjang
Ø Papan spinal pendek
Gunting pembalut, Pinset, Senter,Kapas,Selimut,Kartu penderita, Alat tulis, Oksigen, Tensimeter dan stetoskop, Tandu, Arteriklem
Teknik Melewati halang rintang PP
Lorong sempit
Ø Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari Ambang lorong sempit
Ø Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan benderanya setelah melewatinya
Ø Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang hasil penjajakannya kepada ketua
Ø Pelaksanaan pertama penderita diangkat dari atas tandu oleh 3 orang penolong setelah itu penolong dalam keadaan berdiri. Penderita dirapatkan dalam keadaan miring.
Ø Pembawa bendera mulai memasuki lorong empit dengan membawa tandu,setelah itu diikuti penolong yang membawa penderita. Pada waktu berjalan dilorong sempit harus dengan gerakan menyamping dan langkah para penolong harus teratur, menutup dan membuka kaki harus bersamaan
Ø Kemudian diikuti anggota lainnya yang membawa peralatan TasP3K, dan lain –lain
Ø Setelah melewati lorong sempit penderita dipindahkan kembali ke tandu, sejenak memeriksa keadaan penderita tandu diangkat dengan tertib dan meneruskan perjalanan
Pagar tembok
Ø Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari pagar tembok
Ø Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan benderanya setelah melewatinya
Ø Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang hasil penjajakannya kepada ketua
Ø Pelaksaan pertama tandu diangkat tingggi oleh 4 orang penolong dengan posisi mendatar, pegangan tandu depan diletakan pada pagar tembok ± 2 jengkal dari ujung pegangan
Ø Pembawa bendera meloncati tembok disusul dengan 2 penolong lainnya bagian depan pengangkat tandu
Ø Setelah melewatinya. 2 penolong tersebut memegang kembali ujung tandu yang diletakkan pada tembok, kedilakukan gerakan menarik dari depan dan mendorong dari belakang sampai ujung tandu paling belakang ± 2 jengkal dari ujung pegangan diletakkan pada tembok
Ø Kemudian 2 penolong yang mengankat tandu bagian belakang segera meloncati pagar tembok
Ø Setelah selesai kembali mengatur posisi seperti semula dalam pengangkatan tandu
Ø Sejenak melakukan pemeriksaan, kemudian melajuti perjalanan
Gorong – gorong / Urung urung
Ø Tandu diturunkan dulu dan diletakan ± 2M dari gorong – gorong
Ø Pembawa bendera memeriksa keadaan dan mengadakan penjajakan dahulu dan meletakkan benderanya setelah melewatinya
Ø Setelah menjajaki dan mencoba nya sendiri, pemberi bendera memberitahukan tentang hasil penjajakannya kepada ketua
Ø Pelaksanaan pertama penderita diangkat dari atas tandu oleh 3 orang penolong
Ø Penderita segera dibaringkan atau ditelungkupkan ( tergantung Pada keadaan lukanya ) diatas punggung salah satu penolong yang sudah dalam posisi tiarap dan siap memasuki gorong – gorong. Badan penderita disatukan dan diikat kebadab penolong
Ø Pembawa bendera terlebih dahulu dengan memasuki gorong – gorong dengan membawa tandu melewati gorong, kemudian kembali lagi dengan Posisi merayap , Penolong yang membawa penderita memegang pambawa bendera kemudian dibantu dengan anggota lainya dibelakang, serta disusul oleh Anggota lannya yang membawa tas P3K dan lain – lainnya.
Ø Setelah melewati semuanya, penderita segera diangkat kembali dan diletakkan ketandu
Ø Sejenak melakukan pemeriksaan, kemudian melajuti perjalanan.
Bahaya Udara
Ø Waktu mendengar tanda bahaya, segera mencari temapat yang sekiranya dianggap aman
Ø Tandu penderita segera diletakkan dan para penolong segara tiarap,dan mencari tempat yang dianggap aman
Ø Bagi pembawa bendera, bendera di letakkan / ditutupi pada penderita.
Ø Setelah tanda bahaya usai, kembali keposisi semula dan tandu penderita diusung kembali dan melanjuti perjalanan
Ambulance
Pembawa bendera menbuka pintu belakang Ambulance
Tandu penderita diturunkan dan diletakkan ± 2M agak menyamping sebelah kiri atau kanan dari pintu ambulance
2 Orang penolong mengeluarkan tandu khusus dari ambulance, persisi didepan ambulance
Penderita diangkat oleg 3 orang penolong dan dipindahkan ke tandu khusus ambulance
Kemudian tandu khusus tersebut diangkat oleh 4 penolong untuk dimasukkan kedalam ambulance
Selanjutnya tandu bawaan kosong dibawa dimasukkan kedalam ambulance bersama dengan 3 orang penolong lainnya, dan 3 orang penolong tersebut benrtindak untuk sebagai penjaga penderita
2 orang lain dapat duduk didepan sebelah pengemudi
Pintu Ambulance ditutup dengan rapat
Rumah sakit
Cara menurunkan penderita dari ambulance
Pembawa bendera turun terlebih dahulu, membuka pintu belakang ambulan
2 orang lainya turun dari ambulan memegangi tandu dan mebuka kunci roda tandu
Satu orang mengeluarkan tandu kosongdan disiapkan disamping kanan/ kiri ambulance
Tandu khusus penderita ditarik keluardisambut oleh 2 orang penolong, kemudian diangkat sama-sama oleh 4 penolongkemduian diletakkan sejajra dengan tandu kosong
Penderita diangkat oleg 3 penolong ketandu kosong
Dengan 4 orang pebolong tandu penderita dibawa masuk ruangan ruma sakit
Cara memindahkan penderita ketempat tidur
Swaktu penderita diangkat masuk ruangan rumah sakit , pembawa bendera melapor kepetugas poliklinik, kemudian segera mengatur dan membereskan tempat tempat tidur
Setelah memasuki ruangan penderita diangkat oleh 3 penolong meletakkan ketempat tidur dengan rapi dan tertib
ANATOMI DAN FAAL DASAR
Anatomi ( susunan tubuh ) adalah ilmu mempelajari susunan tubuhdan bentuk tubuh
Fisiologi ( faal tubuh ) mempelajari fungsi bagian dari alat atau jaringan tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka, secara garis besar tuguh manusia dibagi menjadi:
Kepala
Leher
Batang tubuh ( dada, perut, punggung, dan panggul )
Anggota gerak atas
Anggota gerak bawah
Rongga tubuh terdiri dari ;
34. Rongga tengkorak
35. Rongga tulang belakang
36. Rongga dada
37. Rongga perut
38. Rongga panggul
Perut dibagi menjadi 4 bagian yaitu ;
Kwadran kanan atas ( ada organ hati, kandung empedu, pangkreas, dan usus )
Kwadran kiri atas ( lambung, limpa dan usus )
Kwadran kanan bawah ( usus, termasuk usu buntu )
Kwadran kiri bawah ( usu )
Sistem tubuh adalah susunan dari organ – organ yang mempunyai fungsi :
Sistem rangka ( susuna rangka )
Sistem otot ( susuna otot )
Sitem repirasi ( susunan pernafasan )
Sistem sirkulasi darh ( susunan peredaran darah )
Sistem saraf ( susuna saraf )
Sistem pencernaan ( susunan pencernaan )
Sistem endokrim ( susunan kelenjar buntu )
Sitem kemih ( susunan perkemihan )
Kulit
Sistem indra ( panca indra )
Sistem reproduksi ( susunan reproduksi )
Pemeriksaan fisik dan respon :
Ø Yang dilakukan pertama dalah memriksa respon, yang dikenal dengan 4 tingkatan
A = Awas , Penderita mengenali keberadaan lingkungannya
S = Suara , Penderita hanya menjawab atau mendengar suara
N = Nyeri , Penderita beriaksi pada rangsangan , misalnya dicubit.
T = Tidak ada respon , Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan, tidak membuka mata, tidak ada reaksi sama sekali.
Ø Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik :
1. Pasien dengan respon baik
Perhatikan pada penderita menjawab pertanyaan penolong.
2. Pasien tidak ada respon
Perlu dilakukan tindakan untuk memastikan jalan nafas, bila penderita tidak menderita atau cidera spiral gunakan teknik Angkat dagu – tehan dahi.. Sebalinya bila ada kecurigaan maka digunakan teknik Perasat pendorng rahang bawah ( Kedua teknik ini temasuk BHD ( Bantuan Hidup Dasar ) dan RJP ( Resusitasi Pijat Jantung ).
3. Menilai pernafasan
Setelah jalan nafas terbuka dengan baik maka penolong menentukan pernafasannya. Periksa ada tidaknya nafas dengan cara, Lihat Dengar dan Rasakan, nilai dilakukan selama 3 – 5 detik.
4. Menilai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat.
Baca Selengkapnya...
Sejarah Palang Merah Remaja
Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Australia sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Australia kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Remaja.
Pada tahun 1919 didalam siding Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh Negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia. Sebelumnya pada awal pendirian bernama Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Syarat menjadi anggota PMR :
1. Warga Negara Republik Indonesia.
2. Usia : PMR Mula : Setingkat usia siswa SD/MI dari 7 – 12 th.
PMR Madya : Setingkat usia siswa SMP/MTs dari 12 – 16 th.
PMR Wira : Setingkat usia siswa SMA/MA dari 16 – 20 th.
3. Dapat membaca dan menulis.
4. Atas dasar kemauan sendiri.
5. Mendapat persetujuan orang tua.
6. Bersedia mengikuti Pendidikan & Pelatihan Dasar Kepalangmerahan.
7. Permintaan jadi anggota disampaikan ke Pengurus Cabang PMI setempat.
Tugas-tugas PMR disebut juga dengan Tri Bakti PMR, yaitu :
1. Berbakti kepada Masyarakat.
2. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.
3. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional.
Baca Selengkapnya...